Catatan Perjalanan Lampung 13-15 Mei 2011, Bagian 1
Ide perjalanan kami, muncul hanya seminggu sebelumnya. 4 keluarga, 3 keluarga
belum punya anak, kecuali keluarga saya dengan 1 anak 6 tahun berangkat menuju
Lampung.
Kami menyewa mobil, KIA Travello, dengan kapasitas 12 orang termasuk supir.
Biaya sewa termasuk supir, tidak termasuk BBM, tol dan biaya penyeberangan Merak
Bakauheni.
Jumat 13 Mei 2011 Jam 2200 perjalanan dimulai dari kawasan Kebon Nanas,
Tangerang. Langsung masuk pintu tol Jakarta Merak.
Kurang lebih tengah malam kami tiba di Pelabuhan Merak, setelah "berjuang"
melalui jalan tol terburuk yang pernah saya lalui di Indonesia tercinta ini.
Perbaikan jalan di sana sini mengakibatkan kita harus berhati hati karena dari 3
jalur, menjadi hanya 2 bahkan 1 jalur di beberapa titik.
Tidak hanya itu, kerusakan jalan berupa lubang lubang, jalan tidak rata dan
segala macam halangan menyebabkan kendaraan tidak dapat dipacu dengan kecepatan
yang wajar untuk jalan tol.
Setelah membayar tiket penyeberangan, sekitar 200 ribuan, tepat pukul 0100 dini
hari, kami berangkat menuju Lampung.
Kondisi kapal ferry, cukup penuh dan meriah dengan banyak kendaraan, penumpang
tanpa kendaraan, pengendara motor dan truk juga bis berebut tempat di kapal yang
saya rasa cukup tua dan cukup memprihatinkan.
Praktis sebagian dari kami tidak dapat tidur karena sebagian besar tempat sudah
dipenuhi para penumpang. Ingin tidur di mobil, panas karena mesin dimatikan. Ya
sudah, 3 jam perjalanan menyeberang Selat Sunda dinikmati dengan berpanas
panasan di dalam mobil atau berangin angin di luar mobil :)
Pukul 0400 dini hari, kapal merapat di pelabuhan Bakauheni, Lampung. Segera kami
meluncur menuju ke hotel, berharap bisa "early check in".
1 jam 40 menit tibalah kami di hotel Grand Anugerah, di Jalan Raden Inten, Kota
Bandar Lampung. Suasana kota pada umumnya sepi, padahal di jam yang sama, di
Jakarta sudah ada yang bermacet macet ria :)
Pupus sudah harapan untuk "early check in", kondisi hotel yang penuh,
mengakibatkan kami harus cari sarapan dulu, nanti jam 1000 kami dijanjikan kamar
sudah ada untuk ditempati. Senang melihat keadaan daerah yang geliat ekonominya
sangat bergairah.
Pilihan sarapan jatuh pada Mi Inti, jalan jendral sudirman no 21.
Ada pilihan mi yang terbuat dari bayam, wortel atau mi standar. Diameter mi
lebih kecil dari mi pada umumnya. Porsi cukup untuk sarapan. Untuk rasa, bagi
saya enak, dengan daging ayam cincang, rasanya gurih dan nikmat sebagai sarapan
di pagi hari ini.
Setelah perut terisi, waktu menunjukkan pukul 0730, daripada bingung bingung,
dan demi efisiensi waktu, kami menuju ke Yen Yen, di Jalan Kakap.
Ini adalah salah satu ikon Kota Lampung, kripik pisang yang terbuat dari pisang
gepok, sambal Lampung, kemplang, lempok durian, kopi dan aneka makanan khas Kota
Lampung ada disini.
Beda beberapa ruko, ada Suseno, sebagian pasti tahu, kripik pisang yang terbuat
dari pisang ambon dan sambal udangnya sudah banyak dijual di pasar swalayan di
Jakarta.
Melihat keadaan di sekitar jalan Kakap ini, sangat kontras, bila di toko Yen
Yen, keadaan ramai meriah dengan pembeli, lain halnya dengan sekitar 6 - 7 toko
yang menjual barang yang sejenis, sepi !
Setelah memuaskan nafsu belanja kami :), mendadak mobil menjadi sempit akibat
tambahan penumpang baru yaitu beberapa dus besar dan kantong plastik berisi oleh
oleh kuliner ! Hehehehe
Masih bingung dengan jadwal berikutnya, kami pilih menuju ke daerah Lempasing,
info dari teman dari Lampung, di situ ada beberapa pantai yang indah.
Jam 0800 kami menuju ke arah Lempasing, berkendara sekitar 20 menit, kami
menemukan di sebelah kiri jalan, ada Pantai Duta Wisata, tanpa ambil pusing,
kami masuk ke kawasan ini.
Setelah membayar tiket, di dalam kami baru sadar, ini bukan pantai yang landai,
tapi hanya tepi laut berkarang dengan banyak gazebo sederhana yang dibangun di
sepanjang pinggiran laut ini. Pemandangan yang terhampar adalah Teluk Betung di
kejauhan, dan kapal kapal nelayan.
Suasana saat itu, sepi total, hanya kami bersepuluh yang ada di lokasi ini :),
pemandangan biasa saja menurut saya, setelah ambil foto di sana sini, kami
putuskan untuk meninggalkan "Pantai" Duta Wisata.
Kesan kami, kawasan wisata ini agak tak terurus. Sayang sebenarnya jika melihat
potensi yang ada.
Kami bergerak maju lagi menjauhi Kota Lampung, kali ini mampir di sebuah pasar
ikan, dengan banyak kapal nelayan yang bersandar. Kami cuma ambil gambar
aktifitas para nelayan, setelah melihat lihat sebentar kami kembali ke hotel,
berharap kamar sudah tersedia untuk kami.
Tiba di Hotel, ternyata sudah disiapkan kamar untuk kami semua.
Hotel Grand Anugerah sangat baik untuk kelas hotel dengan tiga bintang. Bersih,
modern dan nyaman adalah suasana yang kami rasakan. Hotel ini relatif baru jika
dibandingkan dengan Hotel Bukit Randu misalnya.
Setelah mandi, beistirahat sebentar, jam 1200 tiba saatnya untuk makan siang.
Pempek 88, di Jalan Salim Batubara seberang Alfamart adalah pilihan kami.
Di Jalan Salim Batubara bertebaran para penjual pempek di kiri kanan jalan. Ada
2 sebenarnya target kami, pempek 88 dan pempek 123 di kawasan Teluk Betung, tapi
kami pilih pempek 88 karena mereka membuat pempek dari ikan belida, berbeda
dengan pempek 123 yang terbuat dari ikan tenggiri.
Untuk rasa, semua sudah tahu, aroma daging ikan, gurih dan tingkat keempukan
yang pas, membuat kami semua sepakat, ini pempek yang sangat enak !
Setelah perut sudah terisi, sekarang saatnya menuju kawasan wisata sebenarnya,
daerah Kalianda... Ada pantai bernama Pantai EmBe, alias Merak Belantung. Dengan
menempuh jarak sekitar 65 km arah Bakauheni, 90 menit kami tiba di pantai ini.
Pantai yang indah, walaupun agak kotor dengan sampah alam seperti potongan dahan
pohon dan rumput laut, pantai ini tetap sangat indah. Airnya biru, pantainya
landai, pasirnya putih bersih, ombaknya tidak terlalu besar, tapi cukup buat
bermain main.
Suasana seperti pantai pribadi, hanya kami yang datang saat itu, membayar tiket
8000 rupiah per orang, kami masuk dan menikmati pantai ini.
Disini kami sewa tikar untuk bersantai dibawah pohon pohon rindang dan menikmati
buah kelapa asli tanpa gula tanpa es batu, seharga 5000 rupiah saja. Luar biasa
!
Puas bermain main, foto sana foto sini. Sebenarnya menanti matahari terbenam,
tapi cuaca kurang mendukung, berawan dan sedikit mendung, kami putuskan kembali
ke kota Lampung pada pukul 1700.
Saatnya makan malam !
Pilihan jatuh pada restoran Jumbo Kakap, di jalan kakap no 45, sesuai petunjuk
dari pemilik resto bakmi inti.
ini yang kami pesan :
Kakap bakar kecap
Kerapu tim kecap
Udang galah saos padang
Kepiting saos padang
Tahu cah taoge
Kangkung terasi
Kangkung bawang putih
Tahu isi 2 porsi
Ayam goreng mentega
Nasi putih dan teh untuk 10 orang.
Total biaya 495 ribu, kesan kami, selain rasanya enak, harga juga masuk akal.
Kami semua sepakat, melihat ramainya pengunjung, memang restoran ini layak untuk
dikunjungi.
Perut kenyang, badan lelah tapi bahagia, akhirnya kami merapat ke hotel,
beristirahat.
Bersambung
belum punya anak, kecuali keluarga saya dengan 1 anak 6 tahun berangkat menuju
Lampung.
Kami menyewa mobil, KIA Travello, dengan kapasitas 12 orang termasuk supir.
Biaya sewa termasuk supir, tidak termasuk BBM, tol dan biaya penyeberangan Merak
Bakauheni.
Jumat 13 Mei 2011 Jam 2200 perjalanan dimulai dari kawasan Kebon Nanas,
Tangerang. Langsung masuk pintu tol Jakarta Merak.
Kurang lebih tengah malam kami tiba di Pelabuhan Merak, setelah "berjuang"
melalui jalan tol terburuk yang pernah saya lalui di Indonesia tercinta ini.
Perbaikan jalan di sana sini mengakibatkan kita harus berhati hati karena dari 3
jalur, menjadi hanya 2 bahkan 1 jalur di beberapa titik.
Tidak hanya itu, kerusakan jalan berupa lubang lubang, jalan tidak rata dan
segala macam halangan menyebabkan kendaraan tidak dapat dipacu dengan kecepatan
yang wajar untuk jalan tol.
Setelah membayar tiket penyeberangan, sekitar 200 ribuan, tepat pukul 0100 dini
hari, kami berangkat menuju Lampung.
Kondisi kapal ferry, cukup penuh dan meriah dengan banyak kendaraan, penumpang
tanpa kendaraan, pengendara motor dan truk juga bis berebut tempat di kapal yang
saya rasa cukup tua dan cukup memprihatinkan.
Praktis sebagian dari kami tidak dapat tidur karena sebagian besar tempat sudah
dipenuhi para penumpang. Ingin tidur di mobil, panas karena mesin dimatikan. Ya
sudah, 3 jam perjalanan menyeberang Selat Sunda dinikmati dengan berpanas
panasan di dalam mobil atau berangin angin di luar mobil :)
Pukul 0400 dini hari, kapal merapat di pelabuhan Bakauheni, Lampung. Segera kami
meluncur menuju ke hotel, berharap bisa "early check in".
1 jam 40 menit tibalah kami di hotel Grand Anugerah, di Jalan Raden Inten, Kota
Bandar Lampung. Suasana kota pada umumnya sepi, padahal di jam yang sama, di
Jakarta sudah ada yang bermacet macet ria :)
Pupus sudah harapan untuk "early check in", kondisi hotel yang penuh,
mengakibatkan kami harus cari sarapan dulu, nanti jam 1000 kami dijanjikan kamar
sudah ada untuk ditempati. Senang melihat keadaan daerah yang geliat ekonominya
sangat bergairah.
Pilihan sarapan jatuh pada Mi Inti, jalan jendral sudirman no 21.
Ada pilihan mi yang terbuat dari bayam, wortel atau mi standar. Diameter mi
lebih kecil dari mi pada umumnya. Porsi cukup untuk sarapan. Untuk rasa, bagi
saya enak, dengan daging ayam cincang, rasanya gurih dan nikmat sebagai sarapan
di pagi hari ini.
Setelah perut terisi, waktu menunjukkan pukul 0730, daripada bingung bingung,
dan demi efisiensi waktu, kami menuju ke Yen Yen, di Jalan Kakap.
Ini adalah salah satu ikon Kota Lampung, kripik pisang yang terbuat dari pisang
gepok, sambal Lampung, kemplang, lempok durian, kopi dan aneka makanan khas Kota
Lampung ada disini.
Beda beberapa ruko, ada Suseno, sebagian pasti tahu, kripik pisang yang terbuat
dari pisang ambon dan sambal udangnya sudah banyak dijual di pasar swalayan di
Jakarta.
Melihat keadaan di sekitar jalan Kakap ini, sangat kontras, bila di toko Yen
Yen, keadaan ramai meriah dengan pembeli, lain halnya dengan sekitar 6 - 7 toko
yang menjual barang yang sejenis, sepi !
Setelah memuaskan nafsu belanja kami :), mendadak mobil menjadi sempit akibat
tambahan penumpang baru yaitu beberapa dus besar dan kantong plastik berisi oleh
oleh kuliner ! Hehehehe
Masih bingung dengan jadwal berikutnya, kami pilih menuju ke daerah Lempasing,
info dari teman dari Lampung, di situ ada beberapa pantai yang indah.
Jam 0800 kami menuju ke arah Lempasing, berkendara sekitar 20 menit, kami
menemukan di sebelah kiri jalan, ada Pantai Duta Wisata, tanpa ambil pusing,
kami masuk ke kawasan ini.
Setelah membayar tiket, di dalam kami baru sadar, ini bukan pantai yang landai,
tapi hanya tepi laut berkarang dengan banyak gazebo sederhana yang dibangun di
sepanjang pinggiran laut ini. Pemandangan yang terhampar adalah Teluk Betung di
kejauhan, dan kapal kapal nelayan.
Suasana saat itu, sepi total, hanya kami bersepuluh yang ada di lokasi ini :),
pemandangan biasa saja menurut saya, setelah ambil foto di sana sini, kami
putuskan untuk meninggalkan "Pantai" Duta Wisata.
Kesan kami, kawasan wisata ini agak tak terurus. Sayang sebenarnya jika melihat
potensi yang ada.
Kami bergerak maju lagi menjauhi Kota Lampung, kali ini mampir di sebuah pasar
ikan, dengan banyak kapal nelayan yang bersandar. Kami cuma ambil gambar
aktifitas para nelayan, setelah melihat lihat sebentar kami kembali ke hotel,
berharap kamar sudah tersedia untuk kami.
Tiba di Hotel, ternyata sudah disiapkan kamar untuk kami semua.
Hotel Grand Anugerah sangat baik untuk kelas hotel dengan tiga bintang. Bersih,
modern dan nyaman adalah suasana yang kami rasakan. Hotel ini relatif baru jika
dibandingkan dengan Hotel Bukit Randu misalnya.
Setelah mandi, beistirahat sebentar, jam 1200 tiba saatnya untuk makan siang.
Pempek 88, di Jalan Salim Batubara seberang Alfamart adalah pilihan kami.
Di Jalan Salim Batubara bertebaran para penjual pempek di kiri kanan jalan. Ada
2 sebenarnya target kami, pempek 88 dan pempek 123 di kawasan Teluk Betung, tapi
kami pilih pempek 88 karena mereka membuat pempek dari ikan belida, berbeda
dengan pempek 123 yang terbuat dari ikan tenggiri.
Untuk rasa, semua sudah tahu, aroma daging ikan, gurih dan tingkat keempukan
yang pas, membuat kami semua sepakat, ini pempek yang sangat enak !
Setelah perut sudah terisi, sekarang saatnya menuju kawasan wisata sebenarnya,
daerah Kalianda... Ada pantai bernama Pantai EmBe, alias Merak Belantung. Dengan
menempuh jarak sekitar 65 km arah Bakauheni, 90 menit kami tiba di pantai ini.
Pantai yang indah, walaupun agak kotor dengan sampah alam seperti potongan dahan
pohon dan rumput laut, pantai ini tetap sangat indah. Airnya biru, pantainya
landai, pasirnya putih bersih, ombaknya tidak terlalu besar, tapi cukup buat
bermain main.
Suasana seperti pantai pribadi, hanya kami yang datang saat itu, membayar tiket
8000 rupiah per orang, kami masuk dan menikmati pantai ini.
Disini kami sewa tikar untuk bersantai dibawah pohon pohon rindang dan menikmati
buah kelapa asli tanpa gula tanpa es batu, seharga 5000 rupiah saja. Luar biasa
!
Puas bermain main, foto sana foto sini. Sebenarnya menanti matahari terbenam,
tapi cuaca kurang mendukung, berawan dan sedikit mendung, kami putuskan kembali
ke kota Lampung pada pukul 1700.
Saatnya makan malam !
Pilihan jatuh pada restoran Jumbo Kakap, di jalan kakap no 45, sesuai petunjuk
dari pemilik resto bakmi inti.
ini yang kami pesan :
Kakap bakar kecap
Kerapu tim kecap
Udang galah saos padang
Kepiting saos padang
Tahu cah taoge
Kangkung terasi
Kangkung bawang putih
Tahu isi 2 porsi
Ayam goreng mentega
Nasi putih dan teh untuk 10 orang.
Total biaya 495 ribu, kesan kami, selain rasanya enak, harga juga masuk akal.
Kami semua sepakat, melihat ramainya pengunjung, memang restoran ini layak untuk
dikunjungi.
Perut kenyang, badan lelah tapi bahagia, akhirnya kami merapat ke hotel,
beristirahat.
Bersambung
Komentar
Posting Komentar