Karang Bolong 5 - 6 Januari 2012
Ini adalah cerita perjalanan kami ke daerah Karang Bolong, Anter, Banten.
Berangkat dari Tangerang, 5 Januari 2013, pukul 0700, 3 mobil berisi 15 dewasa dan 6 anak. Lalu lintas ramai lancar, mulai dari jalan arteri di Tangerang, masuk tol Jakarta Merak, semua lancar jaya. Jalan tol juga mulus, tidak ada gangguan sedikitpun.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfjML7wCBrll8l7VSRIFeLQFqBYDb9mrweLdlJZBE8FZaU8ZEI3ffIM9DAebUZkU6Q-ozRijs7lNAta1oidqLGnFCv1p1PjUH9Rw3UcyCF1SV3bj7R-tqJoAeP9Bky7cJqrikRsRVP6Ic/s320/carita+4.jpg)
Tujuan pertama kami adalah Mercu Suar di Anyer. Keluar tol Cilegon Barat, kami memotong jalan melalui komplek Kawasan industri, muncul di jalan raya Anyer, jalanan sudah dibeton semua, tanpa lubang, tidak ada halangan. Perjalanan sempat tersendat ketika melewati rel kereta api tak jauh dari kawasan industri Cilegon, karena rel kereta api tersebut tidak rata dengan jalan, jadi semua kendaraan melewatinya dengan perlahan.
Pukul 0900 kami tiba di mercu suar Anyer, membayar tiket masuk 20 ribu rupiah per mobil, kami segera turun dan menikmati pemandangan. Cuaca mendung saat itu, angin berhembus amat kencang. Setelah mengambil beberapa foto, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Wisma Kompas Gramedia, di kawasan Karang Bolong.
Menjelang Wisma, ada sedikit perbaikan pengecoran jalan, ada antrian sedikit, sekitar 3 menit kami terhambat di titik ini.
Tiba di Wisma, ternyata kami kepagian sehingga belum dapat masuk kamar. Waktu menunjukkan pukul 1100 saat itu. Karena di Wisma Kompas Gramedia terdapat tempat bermain anak anak, dan ada beberapa saung di pinggir laut, kami memutuskan untuk menunggu saja di sini. Sementara beberapa dari kami, berangkat mencari ikan di Pasar Ikan Carita, untuk acara bakar ikan di malam hari.
Di Pasar Ikan Carita, ternyata ikan sudah habis semua, selain itu stok ikan juga sedikit dikarenakan cuaca yang tidak bersahabat, sehingga nelayan enggan melaut. Kami teruskan ke Labuan, dan Puji Tuhan kami dapatkan apa yang kami cari, beberapa kilogram Ikan segar, cumi cumi, arang, es batu dll :)
Pukul 1400, saat itu cuaca gerimis, akhirnya kami bisa masuk ke dalam wisma yang kami sewa, 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, dapur lengkap dengan peralatan masak dan makan untuk 16 orang. Wisma ini sangat besar, perkiraan saya ukuran wisma ini kurang lebih 15 X 25 meter. Juga terdapat taman di depan, belakang dan tengah, sehingga kita bisa membakar ikan dengan leluasa karena di udara terbuka. Dengan jumlah rombongan kami, wisma ini tetap terasa lenggang J
Selesai memasak dan makan siang yang terlambat, kami segera meluncur ke Pantai Pasir Putih, lokasi tepat di sebelah Hotel Marbella Anyer. Kami memilih pantai ini, karena selain pantainya relatif bagus, disini juga lengkap dengan fasilitas permainan air seperti Banana Boat dan Jetski. Posisi pantai ini kurang lebih 8 km dari tempat kami menginap.
Di sepanjang jalan raya Anyer hingga Labuan, banyak sekali pantai dengan gerbang masing masing, saya tebak ini pantai milik swasta, jadi kita bisa memilih mana pantai yang kita mau masuki, dan kita harus bayar untuk itu. Di setiap gerbang, disertai dengan baliho besar iklan, bunyinya seperti “Pantai Landai Tanpa Batu Karang”, “Tersedia Banana Boat dan Jetski”, “Bersih Dan Aman”……
Pantai Pasir Putih yang kami masuki mengenakan biaya 50 ribu rupiah untuk parkir mobil dan 50 ribu untuk sewa saung di pinggir pantai. Mereka tidak menghitung jumlah orang, jadi kami bawa 2 mobil (grand max dan avanza) berisi 15 dewasa dan 6 anak di dalamnya hahahaha……..
Pukul 1600, suasana pantai cukup ramai, tapi masih sangat nyaman untuk dinikmati, mungkin karena ini akhir pekan terakhir libur natal dan tahun baru. Cuaca sangat cerah saat itu, bahkan cenderung terlalu “panas”, kami nikmati berenang di pantai, dengan ombak yang susul menyusul berkejaran, gelombang cukup besar dan angin juga bertiup kencang, sementara anak anak bermain air dan pasir di pinggiran, sambil sesekali bermain dengan ombak yang kadang menghempas tubuh tubuh mungil yang sedang asyik membangun istana pasir.
Kami nikmati juga bermain Banana Boat dengan ongkos 30 ribu per orang, sungguh mengasyikan, memacu adrenalin, naik Banana Boat yang ditarik motor boat dengan kecepatan cukup tinggi, dihempas oleh gelombang yang cukup tinggi. Saya tenang bermain Banana Boat karena semua peserta memakai jaket pelampung yang baik.
Pukul 1730, menjelang terbenamnya sang surya, mendadak langit menjadi mendung, sungguh amat disayangkan, saya tidak dapat mengabadikan momen matahari terbenam, karena cuaca tidak mendukung. Setelah bilas dan mengeringkan badan, kami pulang ke wisma pada pukul 1815.
Pukul 1900 acara bakar ikan dimulai, dengan menu ikan kuwe, ikan sebelah, ikan bawal dan cumi cumi. Dengan bumbu kuning racikan, kecap manis dan mentega, semua ikan dibakar, hmm sungguh segar dan nikmat. Tidak lupa bumbu kecap manis dengan potongan cabai rawit, tomat dan bawang merah. Perlu diketahui, kecap manis kami bawa sendiri dari Tangerang, dan merknya tidak lain tidak bukan kecap benteng Cap “SH” ! hahahaha……
Malam itu kami habiskan dengan makan bersama, sambil bersenda gurau, bercengkerama di dalam wisma saja.
Keesokan harinya, Minggu 6 Januari 2013, selesai sarapan, pukul 1000 pagi kami bertolak ke Tangerang, sejak dini hari cuaca hujan terus menerus, kadang besar lalu kecil, nanti kembali besar. Angin juga luar biasa kencang. Perjalanan lancar, dan terlihat berpuluh puluh bis wisata ukuran besar dari arah berlawanan. Dalam hati saya, wah cuaca hujan seperti ini, kami sudah pulang, mereka baru datang, moga moga saja nanti cuacanya berubah, karena kasihan mereka jika sampai gagal bermain di pantai akibat cuaca buruk.
Pukul 1230, kami tiba di Bakso Jono Tangerang, namun apa daya, suasana rumah makan sangat penuh, akhirnya kami putuskan untuk makan Bakwan Malang di Poris Indah, setelah itu bubar jalan, semua kembali ke rumah masing masing.
Salam
Halo, saya tertarik dengan isi tulisan blognya. Boleh minta alamat emailnya? Ada beberapa yang ingin saya ketahui dan tanyakan. Ini kontak saya, partnership@pikavia.com . Makasiih :)
BalasHapus